Al-Quran Online, Lantunannya Menembus Batas

Subhanallah, Maha Suci Allah Azza Wa Jalla yang telah menciptakan kalam-Nya Al-Quran sebagai kitab suci agama Islam. Sebuah terminologi, yang saya kutip dari wikipedia bahwa defenisi Al-Quran menurut Dr. Subhi Al Salih adalah: “Kalam Allah Subhana wa Ta'ala yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.

Sahabat blogger, dalam tulisan kali ini saya berusaha mengulas 2 (dua) situs online yang menyajikan Al-Quran sebagai menu andalannya. Perkembangan teknologi internet menuntut kita lebih selektif dalam memanfaatkan waktu untuk browsing. Jadi jangan buang waktumu, browsing sehat jadikan standar baik di rumah, di kantor, di kampus, di warnet atau di tempat lainnya. Berikut 2 (dua) situs pilihan yang dapat kita jadikan referensi untuk mengkaji Al-Quran.


  • http://www.listen2quran.com/ .  Situs ini menyajikan Al-Quran dalam tampilan berbentuk player radio, syaratnya browser kita harus mendukung flash. Di sini kita bisa mengkaji dan mendengarkan Al-Quran dari qori seperti: Saad Al Ghamdi, Ahmad Al Ajmy dan As Shatry. Pilihan bahasa terjemahannya cukup banyak, diantaranya: Malay (melayu), Indonesia, English, Chinese, German, Hindi, Japanese, Korean, dan masih banyak lagi. Karena menggunakan flash, kendalanya hanya waktu loading yang agak lambat, bila koneksi internet kita pas-pasan. Fitur lainnya situs ini memberikan embed kode flash yang dapat kita tampilkan di web/blog.

  • http://quranexplorer.net/. Situs ini adalah situs favorit saya, mengapa? karena sajian Al-Quran  sangat membantu kita untuk mengkaji kalam Allah Azza Wa Jalla ini. Sahabat blogger, kita bisa mendengarkan suara qori terkenal, diantaranya: Abdul Baasit, As Sudays Shraym, Khalil Husari, Mishari Rashid, Saad All Ghamdi, Sheikh Ahmed Ajmi, dan Sheikh Al Huzaifi. Kita bisa mengatur tampilan Al-Quran melalui navigasi menu, seperti pengaturan teks arab (font),  surat, ayat, dan juz berapa yang ingin ditampilkan. Dukungan warna tajweed, bookmark, zoom (in/out) , dan print merupakan fitur tambahan yang menarik. Untuk terjemahan sudah tersedia dalam 7 (tujuh) bahasa, diantaranya English, Indonesia, Urdu, French, Spanish dan Turkish.
Wallahu a'lam bi shawab, demikian ulasan yang sedehana ini, semoga Allah Subhana wa Ta'ala memberikan taufik dan hidayah bagi kita semua untuk mempelajari ilmu agama, terutama Al-Quran.
* Ditulis oleh : Cekyan, Palembang 27 Dzulqo'idah 1430 H/15 Nopember 2009

    READ MORE - Al-Quran Online, Lantunannya Menembus Batas

    Apakah Kurban Wajib Atas Setiap Muslim?

    Ntar lagi kita masuk bulan Dzulhijjah atau lebih dikenal dengan bulan Haji. Dimana umat Islam sedunia melaksankan perintah haji bagi yang mampu sementara bagi tidak melaksanakan haji, sebaiknya berqurban/kurban. Mengutip wikipedia Qurban atau Kurban (bahasa Arab قربن), atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan. Sedangkan ritual Qurban adalah salah satu ritual ibadah pemeluk agama Islam, dimana dilakukan penyembelihan binatang ternak untuk dipersembahkan kepada Allah. Ritual kurban dilakukan pada bulan Dzulhijjah pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik) bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.  Nah untuk mewarnai semangat qurban di blog ini, berikut tanya jawab seputar qurban.
    Pertanyaan:
    Apakah berkurban adalah kewajiban atas setiap muslim?
    Jawab:
    Kurban adalah sembelihan yang dengannya seseorang mendekatkan diri kepada Allah di hari raya 'Idul Adha dan tiga hari setelahnya. Kurban itu termasuk ibadah yang paling utama, karena Allah telah menggandengkannya bersama shalat di dalam kitab-Nya. Allah Jalla  wa 'Alaa berfirman:

    "Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu telaga Al Kautsar. Maka dirikanlah shalat demi Rabbmu dan menyembelihlah." (QS. Al Kautsar: 1-2)
    Allah Ta'ala juga berfirman,

    "Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku, dan matiku untuk Allah Rabb alam semesta. Tak ada sekutu bagi-Nya, dengan yang demikian itulah aku telah diperintahkan, dan aku adalah orang yang pertama mempasrahkan diri (kepada Allah)." (QS. Al An'am: 162-163)

    Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah berkurban dengan dua kurban. Salah satunya bagi beliau dan ahli baitnya, sedangkan yang kedua bagi siapa saja yang beriman kepada beliau dari kalangan umatnya. Beliau telah mendorong dan memotivasi manuasia untuk berkurban. Semoga shalawat dan keselamatan dari Allah tercurah kepada beliau.

    Para ulama rahimahumullah berselisih mengenai masalah apakah berkurban itu wajib atau tidak, di atas dua pendapat. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa berkurban adalah wajib atas setiap orang yang mampu.

    Hal itu karena dalam perintah untuk berkurban yang terdapat di dalam kitab Allah 'Azza wa Jalla pada firman-Nya:

    "Maka dirikanlah shalat demi Rabbmu dan menyembelihlah."(QS. Al Kautsar: 2)

    Demikian pula karena yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang orang yang menyembelih sebelum shalat (hari raya 'Idul Adha) bahwa hendaklah dia menyembelih setelah shalat. Juga diriwayatkan dari beliau (sabdanya),
    "Barangsiapa yang mendapatkan kelapangan menyembelih, namun dia tidak menyembelih, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami."

    Ini adalah madzhab Abu Hanifah, sebuah riwayat dari Al Imam Ahmad, dan pilihan Syiakhul Islam Ibnu Taymiyyah rahimahullah, di mana beliau pernah berkata:
    "Sesungguhnya pendapat yang nyata yaitu berkurban adalah wajib dan barangsiapa yang mampu melakukannya namun tidak memperbuatnya, maka dia berdosa."
    Sebuah perkara yang kondisinya demikian ini sudah sepantasnya merupakan sesuatu yang wajib dan diharuskan setiap orang yang mampu untuk memperbuatnya. Dengan demikian, pendapat yang menyatakan wajib lebih tampak daripada yang tidak wajib tetapi dengan syarat ada kemampuan.

    Oleh sebab itu, tidak selayaknya seseorang meninggalkan berkurban selama dia mampu melakukannya. Akan tetapi hendaklah dia berkurban dengan seekor (kambing) bagi diri dan keluarganya.

    Diambil dari Fatawa Nur 'alad Darb dengan nomor kaset:186 dan Syarh Zaadil Mustaqni' pada Kitabul Haj dengan nomor kaset:18, oleh Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah)
    *Ditulis ulang oleh Cekyan (11/09) dari buku Panduan Praktis Ibadah Kurban: Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, et.al. Penulis, Abdul Mu'thi Al Maidani, Penerjemah: Tim Al Husna, Terbitan Al Husna 2008.







    READ MORE - Apakah Kurban Wajib Atas Setiap Muslim?

    Cinta Bukanlah Disalurkan Lewat Pacaran

    At Tauhid edisi V/17
    Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal



    Cinta kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu, Allah Ta’ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. Berikut adalah beberapa tinjauan syari’at Islam mengenai pacaran.

    Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina
    Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),  
    “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)
    Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang. Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.”
    Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.

    Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan
    Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),  
    “Katakanlah kepada laki–laki yang beriman : ”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24]: 30 )
    Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,  
    “Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24]: 31)
    Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”
    Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan, ”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”
    Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?
    Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,  
    “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)
    Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama kita selalu terjaga kesuciannya-

    Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis
    Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
    “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.” (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)

    Jabat Tangan dengan Lawan Jenis Termasuk yang Dilarang
    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
    “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
    Jika kita melihat pada hadits di atas, menyentuh lawan jenis -yang bukan istri atau mahrom- diistilahkan dengan berzina. Hal ini berarti menyentuh lawan jenis adalah perbuatan yang haram karena berdasarkan kaedah ushul “apabila sesuatu dinamakan dengan sesuatu lain yang haram, maka menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram”. (Lihat Taysir Ilmi Ushul Fiqh, Abdullah bin Yusuf Al Juda’i)

    Meninjau Fenomena Pacaran
    Setelah pemaparan kami di atas, jika kita meninjau fenomena pacaran saat ini pasti ada perbuatan-perbuatan yang dilarang di atas. Kita dapat melihat bahwa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-. Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?!
    Mungkinkah ada pacaran Islami? Sungguh, pacaran yang dilakukan saat ini bahkan yang dilabeli dengan ’pacaran Islami’ tidak mungkin bisa terhindar dari larangan-larangan di atas. Renungkanlah hal ini!

    Mustahil Ada Pacaran Islami
    Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah, apa sempat berpacaran?”
    Dengan diplomatis, si dai menjawab,”Pacaran seperti apa dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi berpacaran secara Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-jalan ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet berduaan. Kami juga gak pernah melakukan yang enggak-enggak, ciuman, pelukan, apalagi –wal ‘iyyadzubillah- berzina.
    Nuansa berpikir seperti itu, tampaknya bukan hanya milik si dai. Banyak kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang hakikatnya tidak berwujud. Karena berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang dipahami orang-orang sekarang ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kecuali kalau sekedar melakukan nadzar (melihat calon istri sebelum dinikahi, dengan didampingi mahramnya), itu dianggap sebagai pacaran. Atau setidaknya, diistilahkan demikian. Namun itu sungguh merupakan perancuan istilah. Istilah pacaran sudah kadong dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang kekasih, yang diaplikasikan dengan jalan bareng, jalan-jalan, saling berkirim surat, ber SMS ria, dan berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal haram, seperti pandangan haram, bayangan haram, dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat. Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, meneggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggak di dalam masjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu yang halal, kemudian di labeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas terlalu dipaksakan, dan sama sekali tidak bermanfaat.

    Pacaran Terbaik adalah Setelah Nikah
    Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam Islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan.
    Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
    “Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)

    Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
    “Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya.”
    Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh rasa cinta pada-Nya. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Allahumma inna nas’aluka ’ilman nafi’a wa rizqon thoyyiban wa ’amalan mutaqobbbalan. [Muhammad Abduh Tuasikal]
    Tulisan dikutip dari http://buletin.muslim.or.id oleh Muhammad Abduh Tuasikal
    READ MORE - Cinta Bukanlah Disalurkan Lewat Pacaran

    Lelaki yang Masuk Surga Padahal Dia Tidak Pernah Sholat


    Bukhari meriwayatkan dari Abu Ishak, dia mengatakan pernah mendengar al-Barra' radiyallahu'anhu berkata, "Seorang lak-laki bertopeng besi datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  (kinayah dari muka yang ditutupi dengan baju perang). Lalu dia berkata, 
    "Wahai Rasulullah, aku berperang dahulu, atau masuk Islam dahulu?"
    Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 
    "Masuk Islam dahulu, lalu berperanglah!"
    Setelah itu dia masuk Islam dan berangkat perang. Akhirnya dia terbunuh. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  
    "Dia telah beramal sedikit, tapi mendapatkan pahala yang amat belimpah" (HR. Bukhari dengan al-Fath, no. 2808)
    Al-Hafizh dalam al-Fath telah menjelaskan sebuah hadist. Dia berkata, Ibnu Ishaq dalam buku al-Maqhazi telah meriwayatkan hadist yang menceritakan tentang Amr bin Tsabit radiyallahu'anhu dengan sanadnya yang shahih. Dari Abu Hurairah radiyallahu'anhu dia berkata,  
    "Beritahukanlah kepadaku siapa laki-laki yang masuk surga, padahal dia tidak pernah melakukan shalat!"
    Ibnu Ishaq menjawab,  
    "Dia adalah Amr bin Tsabit radiyallahu'anhu."
    Kemudian al-Hafizh menuturkan kisah tentang terbunuhnya Amr bin Tsabit dalam Perang Uhud. Dalam cerita tersebut disebutkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
    "Sesungguhnya dia teramasuk golongan para penghuni surga,"
    Wahai saudaraku, jangan lupa cerita tentang perempuan yang masuk neraka dikarenakan dia telah mengikat kucing. Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  
    "Seorang perempuan telah masuk neraka, karena dia telah mengikat kucing dan tidak memberinya makan. Ia juga tidak memperkenankan kucing tersebut memakan sampah yang ada di atas tanah." (HR. Muttafaqun 'Alaih)
    Sesungguhnya Allah menentukan dan berbuat apa saja sesuai kehendak-Nya. Allah tidak dimintai pertanggungjawaban  atas apa yang telah dilakukan-Nya, sedangkan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya.
    Semoga kisah hikmah yang saya tulis ulang dari buku tejemahan Raih Surga dengan Beberapa Menit,  oleh Misbah Sholihon, Lc judul aslinya Jabal al-Hasanat bi Daqa'iq Madudat karya Abu Thalhah Muhammad Yunus bin Abdus Sitar, dapat dipetik manfaatnya.
    * By Cekyan,  Palembang,19 Dzulqo'idah 1430 H

    READ MORE - Lelaki yang Masuk Surga Padahal Dia Tidak Pernah Sholat

    99 Cara Katakan "Very Good"



    Bagi teman-teman blogger yang bergabung di forum, terutama forum luar (berbahasa Inggris), adakalanya kita tertarik dengan suatu topik diskusi. Tapi karena kendala menuliskan komentar yang pas dalam bahasa Inggris kita masih payah, berikut saya berikan 99 cara buat menuliskan "Very Good". Semoga tip yang singkat ini bisa bermanfaat buat kita memberikan pesan pendek yang positif.
    1. you're on the right track now
    2. You've got it made
    3. Super!
    4. That's right!
    5. That's good!
    6. You're really working hard today
    7. you're very good at that
    8. That's coming along nicely
    9. GOOD WORK!
    10. I'm happy to see u working like that
    11. That's much, much better!
    12. Exactly right
    13. I am proud of the way u worked today
    14. You' re doing that much better today
    15. You've just about get it
    16. that's the best you've ever done
    17. You're doing a good job
    18. THAT'S IT!
    19. Now you've figured it out
    20. That's quite an improvement
    21. GREAT!
    22. I knew u could do it
    23. Congratulation!
    24. Not bad
    25. Keep working on it
    26. You're improving
    27. Now u have it!
    28. You rea learning fast
    29. Good for u!
    30. Couldn't have done it better myself
    31. Are u proud of yourself?
    32. One more time and u'll have it
    33. You really make my job fun
    34. That's the right way to do it
    35. You're getting better everyday
    36. You did it that time!
    37. That is not half bad
    38. Nice going
    39. You haven't missed a thing!
    40. WOW!!!
    41. That's the way!
    42. Keep up the good work
    43. TERRIFIC!
    44. Nothing can stop u now
    45. That's the way to do it
    46. SENSATIONAL
    47. You've got ur brain in gear today
    48. That's better
    49. that was first class work
    50. EXCELLENT!!
    51. That's the best ever
    52. You've just about mastered it
    53. PERFECT!
    54. That's better than ever
    55. Much better
    56. WONDERFUL!!
    57. You mist have been practicing
    58. You did it very well
    59. FINE
    60. Nice going
    61. You're really going to town
    62. OUSTANDING!
    63. FANTASTIC!
    64. TREMEDOUS!
    65. That's how to handle that
    66. Now that's what i call a fine job
    67. That's great
    68. Right on!
    69. You re really improving
    70. You're doing beatifully!
    71. SUPERB!
    72. Good remembering
    73. You've got that down pat
    74. You certainly did it well today.
    75. Keep it up!
    76. Congratulation. You got it right!
    77. You did a lot of work today
    78. Well look at you go
    79. That's it
    80. I am very proud of u
    81. MARVELOUS!
    82. I like that
    83. Way to go
    84. Now you have the hang of it
    85. you're doing fine
    86. Good thinking
    87. You are really learn a lot
    88. Good going
    89. I have never seen anyone do it better
    90. Keep on trying
    91. You outdid urself today
    92. Good for u!
    93. I think 've got it now
    94. That's good( boy or girl)
    95. You figured that out fast
    96. You remebered!
    97. That's really nice
    98. That kind of work makes me happy
    99. I think u'r doing the right thing
    * Ditulis oleh Cekyan 11/09 Sumber http://vinashare.net/forum/sharing/15141-99-ways-say-very-good.html

    READ MORE - 99 Cara Katakan "Very Good"

    Kalender 1431 H Gratis Bingkisan Spesial Untuk Para Blogger ...!!!

    Bagi teman-teman yang memiliki web atau blog sendiri,  kamu bisa mendapatkan kalender ini gratis dari al-limu dengan mempromosikan kalender 1431 Hijrah, seperti terlihat di blog ini. Caranya gampang kok:

    1. Pasang banner berikut ini di blog/web anda (dipasang minimal selama sebulan) :

    2. Kirim email ke kalender@al-ilmu.com
    alamat website/blog :.......
    nama anda:........
    alamat lengkap pengiriman kalender gratis:........

    3. Blog atau web adalah telah aktif minimal sejak 1 bulan terakhir.

    Kalender gratis insya Allah akan kami kirim ketika kalender sudah terbit, sekarang sedang proses pembuatan.
    Silahkan anda tunggu kiriman hadiah dari kami.
    Nah, untuk info lebih lanjut kamu bisa dapatkan di sini
    (*/ tulisan di edit ulang by: Cekyan dari al.ilmu.com)
    READ MORE - Kalender 1431 H Gratis Bingkisan Spesial Untuk Para Blogger ...!!!

    Subhanallah, Al-Qur'an Dalam 45 Bahasa Online!


    Alhamdulillah, sudah 3 bulan belakangan ini saya baru bisa online  buat nulis di blog. Maklum banyak kegiatan offline, jadi baru bisa sekarang update. Jalan-jalan di google, saya nggak sengaja nemu situs http://quran.nu/quran/index.asp. Ya, di sini kita bisa menerjemahkan bahasa Quran dalam berbagai bahasa dunia, diantaranya dalam bahasa Perancis, Jerman, Spanyol, Belanda, atau bahasa urdu (India), Turki, Cina, Jepang, bahkan korea termasuk bahasa negeri kita Indonesia dan melayu (Malaysia). Untuk lebih jelasnya kamu bisa seluncur sekarang. Insya 4JJI tulisan ini bermanfaat buat teman-teman blogger yang punya proyek terjemahan Al-Quran. (*)
    READ MORE - Subhanallah, Al-Qur'an Dalam 45 Bahasa Online!

    Rindu Ramadhan

    Marhaban ya Ramadhan, teman-teman blogger sebentar lagi kita akan memasuki Ramadhan 1430 Hijriah. Di bulan yang mulia nanti (Insya Allah mempertemukan kembali...amin), di mana kita harus siap menjalani ragam ibadah salah satunya puasa. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menegaskan bahwa puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang menjadi pilar agama ini. Nabi saw. bersabda: "Islam dibangun di atas lima pilar: Kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan salat, membayar zakat, puasa Ramadan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu menempuh perjalanannya".

    Karena pentingnya puasa, tingginya kedudukan, dan besarnya manfaat bagi jasmani dan mental itulah Allah mewajibkan puasa kepada manusia melalui ajaran Islam. Juga, melalui ajaran-ajaran samawi terdahulu, sebelum Islam. Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla:
    "Hai orang-orang beriman! Puasa diwajibkan atasmu sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kamu menjadi orang yang bertakwa" (QS. al-Baqarah/2: 183)

    Teman-teman sebenarnya saya dalam sedang mempersiapkan tema sesuai headline rindu ramadhan, namun karena belum rampung.. Maka untuk mengobati rasa penasaran saya tampilkan informasi jadwal puasa Ramadhan 1430 Hijriah yang saya kumpulkan dari blog sahabat blogger Indonesia. Jika teman-teman tertarik silakan tuju link download berikut:
    Dari beberapa blog ini, info imsyakiyah hanya berbeda format (pdf & xls) dan kita sebagai blogger sangat terbantu sekali. Untuk jadwal imsyakiyah resmi dan penentuan 1 Ramadhan 1430 masih menunggu ketetapan sidang itsbat Pemerintah R.I. Selamat mendownload :) 
    STOP PRESS!!! Update 18 Rajab 1430 H, download Jadwal Ramadhan 1430 H Kota Palembang versi pakarfisika, versi masbadar, versi thinkfaris
    [Ditulis oleh : Cekyan 7/09 Tulisan Al-Quran:www.dudung.net/quran-online]
    READ MORE - Rindu Ramadhan

    Jangan Bersedih Karena Rezeki Sulit


    Mengutip tulisan Muhammad Nuh (dakwatuna.com) "Rezeki dalam kehidupan manusia persis seperti air hujan terhadap tanaman. Ketika curah hujan cukup, tanaman pun kian menghijau, berbunga, dan akhirnya menghasilkan buah. Bedanya dengan tanaman, manusia mestinya tak perlu layu ketika rezeki tak kunjung turun."

    Nah ngomongin masalah rezeki pastinya panjang lebar, mungkin nggak muat kalo diposting dalam satu tulisan saja. Tentunya kita sebagai hamba-Nya berusaha mencari rezeki setiap harinya, agar mendapat rezeki yang halal dan barokah. Barokah maksudnya apabila hasil yang kita dapat bernilai ibadah dan barokah di mata Allah sehingga bisa memenuhi kebutuhan, dan bermanfaat dunia dan akhirat. Namun bagi saya sendiri sudah 2 bulan belakangan ini, sepertinya jalan untuk mencari rezeki terganjal sedikit rintangan. Beberapa pekerjaan yang sudah deal dan ready (mengingat pekerjaan saya sebagai freelance desain), tiba-tiba terganjal masalah dan batal. Termasuk pekerjaan yang sudah setengah jalan, dengan alasan yang membuat bingung ?? dimundurkan...

    Tentunya hal ini membuat hati saya bersedih...hanya pada-Mu Ya Rabb hamba serahkan masalah ini. Terkait dengan probem rezeki dan sesuai headline postingan kali ini saya mau berbagi buat teman-teman blogger "jangan bersedih". Simaklah apa yang ditulis
    DR. Aidh Al-Qarni dalam karyanya La Tahzan Jangan Bersedih... 

    Yang memberi rezeki itu hanya satu, Allah Swt. Seluruh rezeki hamba itu berada di sisi-Nya, dan Dia telah mengatur semua itu. Sebagaimana Allah berfirman:
     ”Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu,” (QS. Adz-Dzariyat: 22).

    Jika kita tahu dan yakin bahwa yang memberikan rezeki itu adalah Allah Swt, maka mengapa kita harus menjilat, melakukan korupsi, dan menerima suap yang pada akhirnya itu merendahkan harga diri di hadapan orang lain hanya karena ingin memperoleh rezeki dari sesama manusia? Bukankah mereka juga mendapatkan rezeki juga dari Allah Swt? Allah Swt berfirman:
     ”Dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezeki,” (QS. Hud: 6).

    Dalam firman-Nya tersebut sudah sangat jelas bahwa Allah Swt akan memberikan rezeki kepada makhluk-Nya di muka bumi ini, tidak hanya manusia bahkan binatang melatapun mendapatkan rezeki sesuai yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Ini berarti kita tidak perlu khawatir akan rezeki yang akan kita peroleh selama kita berusaha untuk mendapatkannya. Sebagaiman firman Allah Swt:
    ”Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang Allah tahan maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu,” (QS. Fathir:2)

    Nah begitu kutipan yang saya petik dari
    La Tahzan Jangan Bersedih karya  DR. Aidh Al-Qarni. Buat teman-teman yang tertarik tentang kompleksnya masalah rezeki ini bisa membaca tulisan AA Gym "Penyumbat Saluran Rezeki" . Wallahu A’lam Bis showab semoga postingan ini bermanfaat.


    [Ditulis oleh : Cekyan 7/09, Al Quran: Dudung.net]
    READ MORE - Jangan Bersedih Karena Rezeki Sulit

    40 Hadist Arbain, Simak, Hafalkan dan Amalkan

    Postingan kali ini tentang Hadits Arba'in. 40 Hadist Arba'in adalah kumpulan hadits-hadits yang disusun oleh Imam An-Nawawi yang tidak asing lagi di kalangan kaum muslimin. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang sudah menghafalnya. Nah, buat menunjang hafalan Hadist Arba'in ini, teman-teman bisa meng-klik link download yang saya copas dari radio hang106fm.
    Insya Allah postingan ini bermanfaat, nah buat kamu yang tertarik tengan pembahasan Hadist Arba'in ini ulasannya hadist pertama:
    الحــديث الأول
    HADITS PERTAMA
    عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
    [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
      Arti Hadits / ترجمة الحديث :
    Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
    (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang. 
    Catatan :
    Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
    Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
    Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / الفوائد من الحديث :
    Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
    Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
    Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.
    Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
    Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
    Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
    Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

    Tertarik? tertarik tentang Hadist Arba'in bisa klik lanjutannya di sini sedang untuk versi pdf kamu bisa download lanngsung dari islamhouse.  
    [Ditulis oleh : Cekyan 7/09, Link Download Hadist Arba'in: http://downloads.hangfm.com/  Materi Hadist Arba'in:http://www.geocities.com/mediamusliminfo/hadits_arbain/index.htm]
    READ MORE - 40 Hadist Arbain, Simak, Hafalkan dan Amalkan

    Lantunan Murottal, Subhanallah Cantik Suaranya

    Bulan ini baru sempat online, googling di google ... ana nggak sengaja ketemu sama moruttal qori Indonesia, namanya Abu Usamah. Subhanallah, suaranya cantik, merdu banget...pertama dengar jadi trus di ulang. Teman-teman di Bogor pastinya udah akrab sama Ustadz Abu Usamah, soalnya beliau aktif di radiorodja. Nah buat tertarik buat dengerin murottal beliau berikut link yang bisa kamu tuju:

    icon for podpress  ZIP - Surat 067-076 (30 MB): Download
    icon for podpress  ZIP - Surat 077 (2.41 MB): Download
    icon for podpress  Untuk Download terpisah (surat 67-76): Download
    icon for podpress  Untuk Download terpisah (surat 77): Download
    icon for podpress  ZIP - Abu Usamah Juz 30 (ayat 101-482 KB) : Download
    icon for podpress  Untuk Download terpisah (surat 78-114): Download
    icon for podpress  Untuk Download terpisah (surat 101): Download
    Untuk tautan alternatif bisa diklik di sini. Selamat men-download semoga bermanfaat. Insya Allah postingan berikutnya download murottal qori  internasional.
    [Ditulis oleh : Cekyan 7/09, Murottal Al Quran: http://www.radiorodja.com/]
    READ MORE - Lantunan Murottal, Subhanallah Cantik Suaranya

    Tentara Allah Bernama Lalat

    Apa yang tidak mungkin bagi Allah Ta’ala. Semua yang ada di alam semesta ini adalah milikNya. Apapun yang bertebaran di jagad raya ini adalah makhlukNya. Dalam kekuasaanNya. Ia Maha kuasa melakukan apa saja yang ia kehendaki terhadap mereka. Maka begitu mudah, bahkan terlalu mudah bagi Allah untuk mengubah makhluk yang terlihat sangat lemah menjadi tentara perkasaNya.

    Air  di masa Nabi Nuh 'Alaihissalam, tongkat kayu biasa di tangan Nabi Musa 'Alaihissalam, burung-burung kecil di masa pra kelahiran
    Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam dan angin saat perang Khandaq terjadi; adalah beberapa contoh nyata "tentara-tentara Allah" yang dikendaki olehNya untuk membantu hamba-hambaNya.

    Kisah kali ini adalah tentang tentara Allah yang bernama lalat. Yah, tentang lalat yang menjijikan dan biasanya hanya kita dapati di tempat yang kotor. Namun, ia tetaplah makhluk ciptaan Allah. Kisah ini disebutkan oleh Ibn Hujjat Al Hamawy dalam Tsamarat Al Auraq (1/22).

    Pada suatu masa, sang penguasa dinasti Fathimiyyah bernama Al Hakim Al Fathimy membangun sebuah masjid jami' di kota Kairo. Namun pada masa akhir kekuasaannya, ia berubah menjadi seorang penguasa berfikiran menyimpang. Ia mengaku sebagai tuhan. Bahkan dalam surat-suratnya ia menuliskan Bismilhakim Ar Rahman Ar Rahim (Dengan nama Al Hakim yang Maha Rahman dan Rahim) sebagai ganti Bismillah Ar Rahman Ar Rahim. Ia bahkan mengumpulkan rakyatnya untuk mengimani hal itu. Dan memberikan aneka hadiah yang amat berharga demi tujuan itu.

    Hingga tibalah masanya musim panas meliputi wilayah tersebut. Dan pada saat itulah, Allah Azza wa Jalla menunjukkan bahwa Dia-lah satu-satunya yang berhak disembah. Melalui makhluk lemah bernama lalat, Allah Ta'ala menunjukkan bahwa hanya Dia satu-satunya yang berhak diyakini sebagai Tuhan yang Maha Kuasa.

    Tiba-tiba saja begitu banyak lalat yang mengerubuti sang Al Hakim. Seluruh pengawal dan pelayannya berusaha sekuat tenaga dan dengan segala upaya mengusir lalat-lalat itu dari tibuh sang Al Hakim. Namun tak berguna. Lalat-lalat itu mengerubungi sang "tuhan" takk berdaya itu...

    Hingga sekonyong-konyong di saat yang membingungkan itu, seorang qari' membacakan dengan suara yang indah Firman Allah Azza wa Jalla:




    [Al-Hajj:73] Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.  




    [Al-Hajj:74] Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 

    Ayat-ayat ini sekonyong-konyong membuat para pengikut dan rakyat Al Hakim itu terhenyak. Keyakinan mereka menjadi goyah. Ayat-ayat itu seolah-olah senagaja diturunkan untuk mendustakan dan membantah pengakuan sang Al Hakim...Kerumunan lalat itu telah menyadarkan orang banyak akan kebodohan mereka mengikuti seruan sang Al Hakim. Lalat-laat itu benar-benar telah menjadi tentara-tentara Allah. Tidak menyakiti memang, namun "guncangan" nya menggoyahkan kekuasaan sang penguasa...Sang penguasa itu jatuh dari singgasananya. Ia kemudian lari karena khawatir akan dibunuh.

    Maka jangan pernah meremehkan kekuasaan Allah. Di TanganNya, segala sesuatu dapat berubah menjadi apa saja yang Ia kehendaki bahkan sebelum mata kita berkedip untuk kedipan selanjutnya atau sebelum jantung kita berdetak untuk detakan selanjutnya...semua dapat berbalik; yang nampak besar dan digdaya dapat segera menjadi lemah tak berdaya; dan yang lemah tak berdaya dapat segera berubah menjadi kuat dan perkasa...bahkan kurang dari hitungan detik...

    Waspadalah! Khususnya bagi Anda yang merasa dari berkuasa....

    Sahabat blogger, cerita ini saya kutip dari salah satu koleksi perpustakaan pribadi "Pengantin Surga", karya Abul Miqdad Al-Madany, terbitan Mujahid Press. Nah kalau kamu browsing dengan google dengan keyword  'lalat', maka jangan luapa untuk membaca berita.liputan6.com atau kompas dan rujukan tentang serupa bisa didapati di harunyahya.

    [Ditulis ulang oleh : Cekyan 6/09, Al Quran: Dudung.net]
    READ MORE - Tentara Allah Bernama Lalat

    Lalat Jatuh dalam Minuman

    Pernah nggak kita mengalami, pas lagi enak minum eh ada lalat yang 'nangkring', di bibir gelas lalu si lalat masuk ke dalam minuman tadi. Apa tindakan yang harus kita lakukan? Membuang minum berikut lalatnya atau nggak jadi minum ??? 

    Nah solusi permasalahan ini sudah dicontohkan oleh Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam, beliau bersabda :
    Khâlid bin Makhlid menceritakan kepada kami, Sulaimân bin Bilâl menceritakan kepada kami, beliau berkata : ’Utsbah bin Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau berkata : ’Ubaid bin Hunain mengabarkan kepadaku bahwa beliau berkata : Aku mendengar Abū Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat.”.” [Shahîh al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, XI:99, hadîts no. 3073]
    Di dalam hadist lainnya, Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : 
    Qutaibah menceritakan kepada kami, Ismâ’îl bin Ja’far menceritakan kepada kami dari ’Utbah bin Muslim Maulâ (mantan budak) Banî Taim dari ’Ubaid bin Hunain Maulâ Banî Zuraiq dari Abu Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu, bahwa Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam wadah minum kalian, maka celupkanlah seluruh tubuhnya kemudian buanglah, karena sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat obat dan pada sayap lainnya terdapat penyakit.” [Shahîh al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fîl Inâ`, hâdîts no. 5336, XVIII:79)
    Lantas bagaimana tinjauan hadist ini lengkapnya blogger bisa membacanya blog abusalma, sedangkan dalam tulisan lain bisa didapat di blog ervakurniawan. Jadi, kalau kita lagi asyik ngopi atau ngetéh dan tiba-tiba seekor lalat terbang dan masuk dalam ke gelas kita ? Jawabannya sudah jelas bukan. Semoga tulisan yang sedikit mampu mengobarkan semangat kita untuk 'menegakkan sunnah'.
    [By: Cekyan 6/09, tulisan dari berbagai sumber, photo: Keith Power, Toowoomba http://www.geocities.com/brisbane_flies/TACHINIDAE.htm]
    READ MORE - Lalat Jatuh dalam Minuman

    Nikmat Kecil yang Disepelekan Manusia

    Ada beberapa nikmat yang dianggap kecil atau disepelekan oleh manusia, sehingga mereka tidak mensyukuri nikmat itu. Diceritakan bahwa seorang arif menemui khalifah, lalu meminta segelas air dan berkata, 
    "Wahai Amirul Mu'minin, seandainya engkau dalam kondisi haus dan tidak mendapatkan air di mana pun, kecuali hanya segelas ini, apakah engkau akan menebusnya dengan dunia dan isinya?"
    Amirul Mu'minim menjawab,
    "Iya."
    Kemudian orang arif itu berkata, 
    "Minumlah, semoga Allah memberkati kita."
    Setelah Amirul Mu'minin meminumnya, orang arif itu kembali bertanya,
    "Wahai Amirul Mu'minin, seandainya engkau tidak dapat mengeluarkan air itu dari tubuhmu, kecuali dengan tebusan dunia dan isi-nya, apakah engkau akan melakukannya ?"
     Amirul Mu'minin menjawab,
    "Iya."
     Kemudian, orang arif itu berkata,
    "Wahai Amirul Mu'minin, sedikit air saja, tidak mampu engkau keluarkan, lalu apa yang menjadi kekuasaanmu?"
    Dalam dialog tersebut tergambar bahwa dunia dan isinya tidak berarti jika dibandingkan dengan kenikmatan meminum seteguk air dan kenikmatan dan kenikmatan mengeluarkan-nya dari dalam tubuh.
    Cerita ini, saya kutip dari salah satu koleksi buku pribadi "Tarbiyatun Nafs, Mendidik Jiwa Ala Rasulullah", karya Dr. Muhammad Mansur, terbitan Senayan Abadi Publisihing. Semoga kita dapat memetik hikmah dari luasnya lautan ilmu dalam Islam. [By: Cekyan 6/09/ Image:net]
    READ MORE - Nikmat Kecil yang Disepelekan Manusia

    Amalan-amalan Fithrah

    Blogger, Islam adalah agama yang mengatur semua aspek kehidupan umatnya. Termasuk di dalamnya dibahas tentang aspek kebersihan dan kesehatan. Nah, untuk melengkapi tulisan postingan kali ini saya mengutip tulisan dari salwapress.com berikut tulisannya :

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu 'alahi wasallam bersabda,

    “Lima (amalan) fithrah: (1) mencukur bulu kemaluan, (2) khitan, (3) mencukur kumis, (4) mencabut bulu ketiak, dan (5) memotong kuku.”[1]

    Dari Zakaria bin Abi Za'idah, dari Mush'ab bin Syaibah, dari Thalaq bin Habib, dari Ibnuz Zubair, dari 'Aisyah radhiyallahu ‘anhaa, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada sepuluh (amalan) fithrah: (1) mencukur kumis, (2) memanjangkan jenggot, (3) bersiwak, (4) menghirup air ke hidung, (5) memotong kuku, (6) membasuh ruas jari, (7) mencabut bulu ketiak, (8) mencukur bulu kemaluan, dan (9) bersuci dengan air (bercebok).” Lalu Zakaria mengatakan bahwa Mush'ab berkata, ‘Aku lupa yang kesepuluh, mungkin berkumur-kumur.’”[2]


    Khitan

    Khitan wajib bagi pria maupun wanita karena ia merupakan lambang keislaman seseorang. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada seorang laki-laki yang baru saja memeluk Islam, “Singkirkanlah rambut kekufuran[3] darimu dan berkhitanlah!”[4] Amalan khitan termasuk ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam.

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Ibrahim, khaliilur Rahmaan (kekasih Allah) berkhitan setelah berumur delapan puluh tahun.’”[5]


    Allah berfirman kepada Nabi-Nya, Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, 
    "Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), ‘Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif (lurus).’ Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb.(QS. An-Nahl: 123)
    Dianjurkan mengkhitan pada hari ketujuh setelah hari kelahiran anak.

    Dasarnya adalah hadits dari Jabir radhiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengaqikahi serta mengkhitan al-Hasan dan al-Husain pada hari ketujuh.[6]

    Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhu, ia berkata,

    "Tujuh dari perkara-perkara Sunnah untuk bayi pada hari ketujuh adalah memberi nama dan mengkhitan.”[6]


    Kedua hadits di atas meskipun mengandung kelemahan, namun masing-masing saling menguatkan. Itu karena asal periwayatan keduanya berbeda. Alasan lain karena pada kedua riwayat tersebut tidak ada (perawi) yang tertuduh.[7]


    Memanjangkan Jenggot

    Memanjangkan jenggot hukumnya wajib dan mencukurnya adalah haram. Sebab, perbuatan itu termasuk merubah ciptaan Allah. Sedangkan  merubah ciptaan termasuk perbuatan setan yang mengatakan,
    “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka me-rubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisaa': 119)

    Mencukurnya dikategorikan sebagai perbuatan menyerupai wanita. Padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang-orang laki-laki yang menyerupai wanita.[9]

    Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menyuruh memanjangkannya. Sedangkan perintah, sebagaimana diketahui, menunjukkan kewajiban.

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pangkaslah kumis dan panjangkan jenggot. Selisihilah orang-orang majusi!”[10]

    Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu’anhu, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Selisihilah orang-orang musyrik. Panjangkan jenggot dan potonglah kumis.”[11]

    Bersiwak

    Bersiwak dianjurkan dalam setiap keadaan. Sunnah ini makin dianjurkan pada keadaan-keadaan berikut:

    1. Ketika berwudhu'

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Andai tidak memberatkan umatku, mereka pasti aku perintahkan untuk bersiwak setiap kali berwudhu'.’”[12]


    2. Ketika hendak shalat

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Andai tidak memberatkan umatku, niscaya aku menyuruh mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” [13]


    3. Ketika akan membaca Al-Qur-an

    Dari ‘Ali radhiyallahu’anhu,  ia berkata, “Beliau menyuruh kami bersiwak dan berkata, ‘Sesungguhnya bila seorang hamba hendak shalat, maka seorang Malaikat menghampirinya. Ia lalu berdiri di belakangnya untuk mendengar (bacaan) Al-Qur-an. Ia pun mendekat sambil tetap mendengar. Ia terus mendekat hingga ia letakkan mulutnya ke mulut hamba tadi. Ia tidak membaca ayat melainkan ayat tersebut sampai ke perut Malaikat itu.’”[14]

    4.    Ketika memasuki rumah

    Dari al-Miqdam bin Syarih, dari ayahnya, ia berkata, “Aku bertanya pada ‘Aisyah, ‘Apakah yang pertama kali Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam lakukan saat memasuki rumah?’ Dia berkata, ‘Bersiwak.’”[15]

    5.    Sewaktu hendak shalat malam

    Dari Khudzaifah radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Dulu, jika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam[16] hendak shalat tahajjud, beliau membersihkan mulut dengan siwak."

    Dimakruhkan mencabut uban


    Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
    “Janganlah kalian mencabut uban. Karena tidaklah seorang muslim beruban dalam Islam, walaupun sehelai, melainkan ia akan menjadi penerang baginya di hari Kiamat.”[17]
    Dibolehkan menyemir uban dengan pacar, inai, atau sejenisnya, namun diharamkan memakai warna hitam

    Dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bahan terbaik yang bisa kalian gunakan untuk menyemir uban adalah pacar dan inai.’”[18]

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak bersemir, maka selisihilah mereka.’”[19]

    Dari Jabir radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Pada hari penaklukan Makkah, Abu Kuhafah dibawa menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Rambut dan jenggotnya telah memutih. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kemudian bersabda, “Rubahlah (rambut) ini dengan pewarna, tapi hindarilah warna hitam.”[20]

    Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu’anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada akhir zaman nanti, akan ada kaum yang bersemir dengan warna hitam hingga seperti tembolok merpati. Mereka itu kelak tidak bisa mencium aroma Surga.”[21] 

    Dikutip dari Buku Kitab Thaharah karya DR. Abdul Azhim Badawi

    1. Muttafaq ‘alaih: [Shahiih al-Bukhari (X/334, no. 5889, Fat-hul Baari)], Shahiih Muslim (I/221, no. 257), Sunan Abi Dawud (XI/252, no. 4180, 'Aunul Ma'buud), Sunan at-Tirmidzi (IV/184, no. 2905), Sunan an-Nasa-i (I/14), Sunan Ibni Majah (I/107, no. 292).
    2. Hasan: [Mukhtashar Shahiih Muslim (no. 182)], Shahiih Muslim (I/223, no. 261), Sunan Abi Dawud (I/79/52, ‘Aunul Ma’buud), Sunan at-Tirmidzi (IV/184, no. 2906), Sunan an-Nasa-i (VIII/126), Sunan Ibni Majah (I/108, no. 293).
    3. Yang dimaksud “rambut kekufuran” adalah gaya rambut yang menjadi ciri khas orang-orang kafir. Lihat ‘Aunul Ma’buud dan Tuhfatul Ahwadzi.-pent.
    4. Hasan: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 1251)], Sunan Abi Dawud (II/20, no. 352, ‘Aunul Ma’buud), al-Baihaqi (I/172).
    5. Muttafaq ‘alaih: [Shahiih al-Bukhari (XI/88, no. 6298, Fat-hul Baari)], Shahiih Muslim (IV/1839, no. 370).
    6. Ath-Thabrani dalam Mu’jamush Shagiir (II/122, no. 891), [Tamaamul Minnah (no. 68)].
    7. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath (I/334, no. 562), [Tamaamul Minnah (no. 68)].
    8. Tamaamul Minnah (no. 68).
    9. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 5100)], Shahiih al-Bukhari (X/332, no. 5885, Fat-hul Baari), Sunan at-Tirmidzi (IV/194, no. 2935).
    10. Shahih: [Mukhtashar Shahiih Muslim (no. 181)], Shahiih Muslim (I/222, no. 260).
    11. Muttafaq ‘alaih: [Shahiih al-Bukhari (X/349, no. 5892, Fat-hul Baari)], Shahiih Muslim (1/222, no. 54, 259).
    12. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 5319)], Ahmad (I/294, no. 171, al-Fat-hur Rabbani).
    13. Muttafaq ‘alaih: [Shahiih Muslim (I/220, no. 252)], Shahiih al-Bukhari (II/374, no. 887, Fat-hul Baari), Sunan at-Tirmidzi (I/18, no. 22), Sunan an-Nasa-i (I/12), hanya saja dalam lafazh al-Bukhari tertulis, “Tiap kali shalat.”
    14. Shahih dengan hadits lain: [Ash-Shahiihah (no. 1213)], al-Baihaqi (I/38).
    15. Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 235)], Shahiih Muslim (I/220, no. 253), Sunan Abi Dawud (I/86, no. 58, ‘Aunul Ma’buud), Sunan Ibni Majah (I/106, no. 290), Sunan an-Nasa-i (I/13).
    16. Muttafaq ‘alaih: [Shahiih Muslim (I/220, no. 255)] lafazh ini milik al-Bukhari, Shahiih al-Bukhari (I/356, no. 245, Fat-hul Baari), Sunan Abi Dawud (I/83, no. 54, ‘Aunul Ma’buud), Sunan an-Nasa-i (I/8). Lafazh mereka bertiga, “Apabila bangun di malam hari.”
    17. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7463)], Sunan Abi Dawud (XI/256, no. 4184, ‘Aunul Ma’buud), Sunan an-Nasa-i (VIII/136).
    18. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 1546)], Sunan Abi Dawud (XI/259, no. 4187, ‘Aunul Ma’buud), Sunan at-Tirmidzi (III/145, no. 1806), Sunan Ibni Majah (II/1196, no. 3622) dengan lafazh miliknya, Sunan an-Nasa-i (VIII/139).
    19. Muttafaq ‘alaih: [Shahiih al-Bukhari (X/354, no. 5899, Fat-hul Baari)], Shahiih Muslim (III/1663, no. 2103), Sunan Abi Dawud (XI/257, no. 4185, ‘Aunul Ma’buud), Sunan an-Nasa-i (VIII/137).
    20. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 4170), Shahiih Muslim (III/1663, no. 69, 2102), Sunan Abi Dawud (XI/258, no. 4186, ‘Aunul Ma’buud), Sunan an-Nasa-i (VIII/138), Sunan Ibni Majah (II/1197, no. 3624) dengan (lafazh) serupa.
    21. Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 8153)], Sunan Abi Dawud (XI/266, no. 4194, ‘Aunul Ma’buud), Sunan an-Nasa-i (VIII/138).
    * Tulisan sepenuhnya dikutip dari http://salwapress.com/fiqih/amalan-amalan-fithrah.html sedangkan image diambil dari iluvislam.com * by cekyan 6/09
    READ MORE - Amalan-amalan Fithrah

    Prakata

    Aku hanyalah orang biasa, di blog ini hanya ingin berbagi tentang hal-hal sederhana. Semua materi yang disajikan hanya untuk konsumsi pribadi. Tetapi, bagi teman-teman blogger yang tertarik dengan content yang ada silakan dicopy-paste.

    Artikel Terbaru

    Feedburner Tegakkan Sunnah™

    Tegakkan Sunnah™

    ↑ Tambahkan Headline ini pada Blog/Site kamu!


    Masukkan email kamu disini:

    Didukung oleh FeedBurner